Tips untuk orang tua penderita adhd

Tips Untuk Orang Tua

Berikan kasih sayang (bukan memanjakan) melebihi saudara yang lainnya, sebab seberapa pun banyaknya kasih sayang yang diberikan anda kepada anak ADHD tidak pernah akan bisa tercukupi Jangan menghukumnya…! Perilaku hiperaktif bukan kesalahannya Jangan pernah memberikan label kepada anak hiperaktif sebagai anak nakal, malas atau bodoh. Karena akhirnya ia akan bersikap seperti yang anda labelkan kepadanya Ajarkan anak disiplin, agar ia dapat mengatur dirinya dengan baik

Keefektifan terapi berbeda-beda bagi setiap anak. Kewajiban orang tualah untuk memberikan dan menentukan terapi yang terbaik bagi sang buah hati.

hal -hal yang bisa dilalukan sebelum memvonis anak ADHD

Berikut hal-hal yang bisa kita lakukan sebelum anak divonis ADHD

Periksa
Jangan cepat memvonis anak, tidak semua tingkah laku yang kelewatan digolongkan sebagai hiperaktif, konsultasikan persoalan yang dihadapi kepada ahli terapi psikologi anak

Pahami
Jangan posisikan dia sebagai ‘si anak aneh’. Jika anak merasa bahwa orangtua dan anggota keluarga lainnya bisa mengerti keinginannya, perasaannya dan frustasinya, diharapkan dapat meningkatkan kemungkinan untuk tumbuh seperti layaknya orang-orang normal lainnya

Be focus
Jangan tekan anak, terima keadaannya. Perlakukan ia dengan hangat dan sabar tapi konsisten dan tegas dalam menerapkan norma dan tugas2nya

Telaten
Jika anak telah betah untuk duduk lebih lama, bimbinglah untuk melatih koordinasi mata dan tangannya

Self confidence
Bangkitkan kepercayaan dirinya! Gunakan teknik-teknik pengelolaan perilaku, penguatan positip dan jangan lupa memberikan contoh yang baik kepada anak. Usahakan emosi kita berada di titik stabil, sehingga anak tahu bahwa penguatan positip itu tidak datang atas kendali amarah. Ingat, anak hiperaktif sangatlah sensitif...!

Kenali arah minatnya
Jika anak bergerak terus, jangan selalu dilarang karena bisa frustasi, beri anak ruang gerak untuk menyalurkan kelebihan energinya

Hati ke hati
Anak hiperaktif cenderung susah berkomunikasi dan bersosialisasi, sibuk dengan dirinya sendiri. Cobalah mengajaknya bicara, dengan cara membantu anak bersosialisasi agar dia mempelajari nilai-nilai yang ada

Siap bahu membahu
Bekerja samalah dengan pasangan dan guru di sekolahnya agar setiap pihak dapat memahami kondisi anak yang sebenarnya

Obat bukan satu-satunya
Bila cukup parah, pemberian obat mungkin diperlukan untuk membantu anak berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas dengan baik, asal selalu dipantau efek samping dari penggunaan obat-obatan tersebut dan jangan merupakan terapi tunggal

Diet Modifikasi
Hindari anak dari makanan yang mengandung salisilat alami seperti Jeruk, Apel, Aprikot, Bery, Anggur, makanan yang mengandung zat tambahan buatan seperti pengawet, pemanis, pewarna dan penyedap. Hiperaktivitas dapat juga terjadi karena kekurangan mineral tertentu, perhatikan jika anak anda punya keinginan berlebih untuk makan makanan yang manis atau asin. Pemberian suplemen vitamin dan mineral akan sangat membantu kemajuan si anak

Terapi Warna
Sekadar sebagai pendamping, terapi ini menyarankan warna-warna ‘mendinginkan’ atau teduh yang efeknya menenangkan otak, seperti warna hijau, biru muda, ungu muda atau biru tua. Hindari warna merah, kuning dan oranye

Pulihkan energi yang ‘dicuri
Beberapa makanan dapat membawa energi yang memicu kerja hati. Hindari makanan2 junkfood, gorengan dan yang berbumbu berlebihan, perbanyak sayuran hijau, sari buah (jus) semangka dan sebisa mungkin hindari makan daging!

Perbaiki alur pendengarannya
Anak ADHD bisa mendengar tetapi kesulitan mengerti apa yang didengarnya, karena telinga dan otak tidak bekerja secara kompak dalam memproses suara. Terapi suara memulihkan kapasitas pendengaran/ penerimaan suara, sehingga anak belajar untuk fokus dan menangkap suara yang diinginkannya langsung ke pusat bahasa di otaknya.

Sumber: www.bpkp.go.id

Riwayat yang diduga ADHD

Riwayat yang Diduga ADHD:

1. Masa baby – infant
  • Anak serba sulit
  • Menjengkelkan
  • Serakah
  • Sulit tenang
  • Sulit tidur
  • Tidak ada nafsu makan

2. Masa prasekolah
  • Terlalu aktif
  • Keras kepala
  • Tidak pernah merasa puas
  • Suka menjengkelkan
  • Tidak bisa diam
  • Sulit beradaptasi dengan lingkungan

3. Usia sekolah
  • Sulit berkonsentrasi
  • Sulit memfokuskan perhatian
  • Impulsif

4. Adolescent
  • Tidak dapat tenang
  • Sulit untuk berkonsentrasi dan mengingat
  • Tidak konsisten dalam sikap dan penampilan

Makanan yang perlu diwapadai bagi penderita ADHD

Dari berbagai jenis makanan yang perlu diwaspadai bagi anak autisme, makanan yang mengandung Gluten (seperti: gandum) dan Casein (seperti: susu hewan) menempati tingkat pertama. Mengapa demikian? Ada 3 jenis reaksi buruk yang ditimbulkan dari jenis makanan tersebut, yaitu :

Reaksi Alergi
diketahui setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium (tes alergi) melalui darah yang menunjukkan adanya reaksi IgG atau IgM terhadap gluten dan casein. Reaksi alergi ini dapat termanifestasi dalam segala hal, di antaranya perilaku hiperaktif dan agresif.

Reaksi Intoleran
Anak autisme yang intoleran terhadap gluten dan casein akan menunjukkan reaksi yang sangat mirip dengan reaksi alergi, seperti; sakit kepala, sakit perut, muntah, mengompol, sensitif terhadap suara tertentu, depresi, sakit otot, kejang, dll. Anak yang mengalami reaksi intoleran/sensitif terhadap makanan dapat ditandai dengan berupa bengkak, lingkar mata berwarna gelap, pipi dan telinga kemerahan, keringat berlebihan, dan lain-lain.

Reaksi Opioid
Merupakan reaksi yang paling merusak. Reaksi ini terjadi pada anak yang mengalami bocor usus/leaky gut. Sebanyak 50% anak autisme mengalami leaky gut yang disebabkan oleh kondisi flora perut yang tidak seimbang, di mana bakteri baik terdesak oleh bakteri buruk yang berbahaya dan bersifat patogen. Akibatnya, jamur dalam perut anak autisme berkembang sangat pesat, apalagi bila anak banyak mengkonsumsi gula, maka perkembangan jamur perut lebih cepat 200 kali lipat.

Gluten dan Casein yang tidak tercerna akan berubah menjadi asam amino tunggal yang terbawa masuk ke dalam aliran darah dalam bentuk pecahan protein yang tidak sempurna (peptida) melalui lubang-lubang yang terbentuk dalam usus. Apabila peptida tersebut masuk melalui aliran darah ke bagian otak dan kemudian ditangkap oleh reseptor opioid otak menjadi hal yang membahayakan. Reseptor opioid adalah bagian reseptor otak yang akan bereaksi ketika seseorang mengkonsumsi obat-obatan yang bersifat opioid seperti morphin dan heroin. Peptida dari gluten dan casein yang telah berubah bentuk menjadi gluteomorphin dan caseomorphin pun memiliki kemampuan yang bersifat opioid.

Seperti reaksi dari narkoba, gluten dan casein yang telah berubah bentuk akan menjadi sifat mencandu yang akan mempengaruhi kinerja otak, perilaku, emosi, ambang batas rasa sakit, dan sensitivitas suara. Jika reaksi opioid ini tidak segara dihentikan, akan mengganggu perkembangan saraf otak dan secara spesifik akan mempengaruhi kemampuan bicara dan pendengaran.

sumber: clinic the hembing center

Makanan bagi ADHD

Di antara berbagai pemicu hiperaktif, makanan merupakan salah satunya.
Penerapan diet harus benar-benar diperhatikan, yaitu dengan menghindari makanan/bahan makanan seperti di bawah ini. Semua jenis gula, kecuali gula pengganti.

Bahan makanan yang mengandung gluten, seperti : gandum, tepung terigu, havermut, serta produk olahannya seperti Kecap, pada kebanyakan merk yang beredar di pasaran.

Roti, biskuit, cake, donat, kue-kue yang terbuat dari tepung terigu, mie, dan spagheti

Snack dan sejenisnya pada kebanyakan jajanan yang menggunakan pengawet, pewarna dan penyedap yang menggunakan MSG.
  • Bahan makanan yang mengandung kasein, biasanya terdapat pada susu hewan seperti susu sapi dan susu kambing, serta produk olahan yang mengandung kasein seperti; keju, yoghurt, es krim, biskuit, margarin, dll.Makanan yang mengandung penyedap rasa/MSG, biasanya ditulis dengan istilah seasoning/bumbu lain.
  • Saos, permen, minuman kemasan, dan softdrink yang mengandung pemanis dan pewarna buatan.
  • Makanan yang diawetkan seperti makanan kalengan, sosis, mie, bakso yang mengandung boraks atau formalin, dan lain-lain.
  • ast food atau junkfood dan seafood/makanan laut yang tercemar.
  • Buah-buahan tertentu seperti : lengkeng, pisang, tomat, apel, anggur, jeruk, almond, cherry, prune, peach, strawberry, melon, nangka, durian, semangka, kurma, dan semua buah-buahan yang terlalu manis.
  • Bumbu masakan tertentu seperti; ketumbar, merica, jahe, cengkeh.Jenis air tertentu seperti; air ledeng, air sumur, dan lain-lain. Tetap dianjurkan untuk mengkonsumsi air mineral.
  • Tepung maizena, jagung, minyak kelapa/sawit, gelatin, mayones, mustard, cuka (kecuali cuka beras putih dan cuka beras hitam).
  • Keripik kentang, rempeyek, telur asin, ikan asin, ebi, abon sapi, kornet, dendeng, ham, daging kambing.
  • Semua jenis kerupuk yang terbuat dari tepung terigu, mengandung MSG, boraks, dan formalin.
  • Semua jenis makanan yang mengandung pengawet (formalin, boraks) dan pewarna yang bukan untuk makanan atau zat kimia yang mengganggu kesehatan.

Terapi Bermain

Pada prinsipnya terapi bermain digunakan untuk menjadi media bagi anak untuk:

  • mengalihkan perhatiannya dari aktivitas yang berlebihan namun tidak bermanfaat
  • melatih anak melakukan tugas satu persatu
  • melatih anak menunggu giliran
  • mengalihkan sasaran agresivitas.


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemberian terapi bermain bagi anak ADHD adalah:
  1. Tujuan dan target setiap sesi terapi bermain harus spesifik berdasarkan kondisi dan ketrampilan anak, dilakukan dengan bertahap, terstruktur dan konsistensi. Salah satu yang perlu diperhatikan pada anak ADHD adalah sensitivitas mereka terhadap perubahan sehingga kita harus membantu menciptakan sesuatu yang rutin untuk mereka. Dalam hal ini konsistensi yang dapat diciptakan terapis misalnya dalam hal waktu, aturan bermain, tempat, dan jumlah alat permainan. Pemilihan ini harus didasarkan pada kondisi anak dan target perilaku yang dituju.
  2. Permainan yang digunakan harus dipecah-pecah menjadi komponen-komponen kecil yang diajarkan satu persatu dengan tahap dan cara yang sama. Mereka selalu sulit mengorganisasikan waktu sehingga kita harus membantu untuk memecah-mecah tugas menjadi komponen-komponen kecil yang sederhana. Misalnya: acara menggambar di bagi dalam kegiatan mengambil kertas, mengambil pensil, mengambil crayon, dst.
  3. Terapi diberikan dalam beberapa tahap, pertama dengan satu anak satu terapis dalam tempat terapi khusus, kemudian perlahan-lahan anak akan dilibatkan dalam permainan bersama anak lain (sebaiknya yang tidak ADHD), dan jika sudah memungkinkan maka anak dilibatkan dalam kelompok yang lebih besar. Permainan sosial ini harus dirancang terapis dan orang tua untuk membantu anak mengembangkan ketrampilan bersosialisasi.
  4. Terapi bagi anak penyandang ADHD tidak dapat dilakukan hanya dengan terapi tunggal. Mengingat bahwa gangguannya berkaitan dengan sirkuit di dalam otak, maka terapi bermain sebaiknya dilakukan bersama-sama dengan terapi yang lain, yaitu terapi farmakologi. Rencana program terapi yang dijalankan pun harus disusun dengan terpadu dan terstruktur dengan baik, begitu juga proses evaluasinya.
  5. Terapi bermain ini harus dilakukan oleh tenaga terapis yang sudah terlatih dan betul-betul mencintai dunia anak dan pekerjaannya. Hal ini terlebih pada penyandang ADHD karena menangani anak ADHD memerlukan kesabaran dan keteguhan hati yang tinggi. Jika pada anak non ADHD target perubahan perilaku yang dibuat mungkin dapat dicapai dengan cepat dan lebih mudah, maka bagi penyandang ADHD untuk mengendalikan perilaku mereka saja mungkin sulit.
  6. Keberhasilan program terapi bermain sangat ditentukan oleh bagus tidaknya kerja sama terapis dengan orang tua dan orang-orang lain yang terlibat dalam pengasuhan anak sehari-hari. Hal ini berkaitan dengan proses transfer ketrampilan yang sudah diperoleh selama terapi yang harus terus dipelihara dan ditingkatkan dalam kehidupan di luar program terapi.
  7. Jika secara umum terapi bermain memberikan kebebasan kepada anak untuk berekspresi dan eksplorasi, maka pada anak ADHD hal ini justru akan digunakan untuk memperkenalkan aturan-aturan dan mengendalikan perilaku
  8. Terapi bermain bagi penyandang ADHD dapat ditujukan untuk meminimalkan/menghilangkan perilaku agresif, perilaku menyakiti diri sendiri, dan menghilangkan perilaku berlebihan yang tidak bermanfaat. Hal ini dapat dilakukan dengan melatihkan gerakan-gerakan tertentu kepada anak, misalnya tepuk tangan, merentangkan tangan, menyusun balok, bermain palu dan pasak, dan alat bermain yang lain. Dengan mengenalkan gerakan yang lain dan berbagai alat bermain yang dapat digunakan maka diharapkan dapat digunakan untuk mengalihkan agresivitas yang muncul, juga jika anak sering berlarian tak bertujuan. Mengenalkan anak pada permainan konstruktif seperti menyusun balok juga akan membantu anak mengenal urutan dan membantu mengembangkan ketrampilan motorik.
sumber: artikel psikologi klinis.

PEngobatan yang belum terbukti

Orangtua seringkali mendengar laporan tentang “pengobatan ajaib” untuk ADHD di televisi, majalah, atau sebagai iklan. Sebelum mempertimbangkan salah satu pengobatan untuk ADHD, perhatikan apakah sumber informasi ini tidak bias (memihak) dan apakah klaim yang dikemukakan valid (sahih), dan bicarakan dengan dokter yang merawat anak anda.

Beberapa pengobatan untuk ADHD yang sering dibicarakan tetapi belum terbukti adalah diet khusus, suplemen herbal, terapi homeopatik, terapi vision (penglihatan), penyesuaian kiropraktik, terapi infeksi ragi, obat-obat anti-mabuk-perjalanan, pelatihan metronom, stimulasi auditori (pendengaran), penerapan kinesiologi (menyusun-ulang tulang-tulang di tengkorak), dan biofeedback gelombang otak/

Meskipun akan sangat baik bila pengobatan-pengobatan seperti ini memberikan hasil, riset ilmiah yang cermat tidak membuktikan bahwa alternatif-alternatif ini efektif dalam mengatasi gejala-gejala ADHD – dan yang pasti tidaklah “menyembuhkan”.
Selalu ceritakan kepada dokter tentang setiap terapi alternatif, suplemen, atau obat bebas yang digunakan anak anda. Zat /obat-obat tersebut dapat berinteraksi dengan obat yang diresepkan dokter dan mengganggu kemajuan anak anda atau menimbulkan risiko pada keamanan anak anda.

Bila anda berencana untuk mencoba pengobatan ini, adalah bermanfaat untuk menggunakan penilaian keberhasilan yang sama yang akan anda gunakan terhadap obat yang disetujui oleh FDA. Termasuk skala penilaian perilaku dan target pencapaian spesifik yang anda tetapkan bila berkonsultasi dengan dokter yang merawat anak.

sumber: ADHD org

Penghentian pemakaian obat ADHD

Beberapa tanda bahwa anak anda mungkin sudah siap untuk mengurangi atau menghentikan obat ADHD adalah:
  • anak anda sudah bebas gejala selama lebih dari satu tahun dengan obat,
  • anak anda semakin bertambah baik, dengan dosis obat yang tetap,
  • perilaku anak anda tetap baik meskipun melewatkan satu atau dua dosis obat, atau
  • anak anda mengembangkan kemampuan baru untuk berkonsentrasi.

Pilihan untuk menghentikan obat ADHD harus dibicarakan dengan dokter yang mengobati, guru, anggota keluarga, dan anak anda. Anda akan mendapatkan bahwa anak memerlukan dukungan khusus dari guru dan anggota keluarga untuk mempertahankan tingkah laku yang baik setelah obat dihentikan. Anda juga perlu untuk mengamati perilaku anak anda setelah obat dihentikan untuk memastikan gejala yang tersisa dapat ditangan.

Efek samping pengobatan

Beberapa efek samping yang paling sering dan dapat diperkirakan dari obat ADHD adalah berkurangnya nafsu makan, gangguan tidur, sakit kepala, nyeri lambung, dan iritabilitas (mudah marah). Efek samping ini biasanya membaik setelah beberapa bulan pengobatan.
Efek samping biasanya tidak membahayakan, tetapi semuanya harus dilaporkan kepada dokter yang mengobati – terutama bila menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu kegiatan anak sehari-hari. Efek samping sering kali dapat dikurangi dengan mengganti obat, menggunakan bentuk sediaan obat yang berbeda, menyesuaikan dosis, atau mengubah waktu makan obat.


Ada beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk mengurangi masalah yang disebabkan oleh efek samping terkait obat ADHD.

Berkurangnya nafsu makan:
Beberapa jalan keluar dari penurunan nafsu makan antara lain memberikan obat setelah sarapan, memberikan anak porsi makan yang besar pada malam hari dimana kerja obat mulai berkurang atau tersedianya makanan bilamana anak merasa lapar. Bila nafsu makan anak berkurang untuk jangka waktu lama, anda dapat berkonsultasi kepada dokter yang merawat.

Gangguan tidur:
Bila anak anda menggunakan obat ADHD dan mengalami masalah gangguan tidur, konsultasikan dengan dokter untuk memberikan obat pada jam yang lebih pagi setiap harinya.
Terlepas dari penyebab masalah tidur anak anda, merancang persiapan tidur yang sehat secara rutin akan membantu mereka untuk tidur. Aktivitas seperti mandi, sikat gigi, membaca, atau membacakan sesuatu sebelum tidur dapat membantu anak lebih santai. Juga hindari alat elektronik yang merangsang dan menyebabkan perhatian mudah beralih, seperti radio, komputer, dan televisi sebelum tidur.

Iritabilitas (mudah marah) & perburukan tingkah laku:
Sejumlah anak yang mendapatkan obat ADHD tampaknya bertambah iritabel (mudah marah) dan gejala-gejala ADHD meningkat waktu sore atau malam hari. Hal ini disebut sebagai “rebounding” oleh sejumlah dokter dan mungkin disebabkan oleh berkurangnya efek obat. Untuk mengatasi hal ini, dokter mungkin mengusulkan untuk menggunakan obat dengan masa kerja lebih panjang atau menambah stimulan lepas-langsung pada waktu sore / malam hari5.

Efek Samping lain:
Apabila ada pertanyaan atau kekhawatiran mengenai efek samping lainnya, hubungi dokter yang merawat anak anda.

sumber: adhd org

pengobatan ADHD

Terapi dengan pemberian obat merupakan cara yang sangat efektif untuk mengatasi gejala ADHD, tetapi hanya bekerja apabila digunakan sesuai peresepan. Berbeda dengan antibiotik dan obat-obat sejenisnya yang dimakan dalam periode singkat untuk mengobati infeksi dan gangguan lain, obat ADHD tidak ada yang dapat menyembuhkan dalam jangka waktu yang singkat. Untungnya, kebanyakan anak dengan ADHD dapat mengalami perbaikan nyata dengan kombinasi obat-obatan dan terapi perilaku.

Sejumlah orang tua cemas bahwa obat ADHD akan menyebabkan anaknya mengalami ketergantungan. Hal ini merupakan kesalah-pengertian yang umum menyangkut obat ADHD.
Menurut National Institute on Drug Abuse (NIDA), anak yang menggunakan obat untuk mengobati ADHD akan lebih sedikit mengalami masalah penyalahgunaan zat dibanding anak ADHD yang tidak mendapatkan obat.

Adalah penting bahwa anak anda mengerti tentang obat ADHD, mengapa diresepkan dan bagaimana obat dapat membantunya. Hal ini terlebih lagi penting bagi anak-anak yang lebih besar dan remaja, yang merasa khawatir akan menjadi “berbeda” karena mereka harus minum obat.

Untuk kebanyakan anak, obat ADHD akan membuat mereka lebih tenang dan lebih mampu untuk fokus dan berkonsentrasi. Beberapa dari perubahan ini mungkin luput dari perhatian anak – meskipun orangtua dan guru dapat melihat perubahan tingkah laku yang positif bila obat bekerja dengan seharusnya. Obat ADHD seharusnya tidak mengubah kepribadian dasar anak meskipun membuatnya kurang hiperaktif dan lebih memperhatikan. Kadang anak melaporkan perasaan yang sedikit tidak biasa / berbeda waktu pertama makan obat ADHD, tetapi perasaan ini biasanya ringan dan akan menghilang.

sumber: adhd org

Kelainan yang sering menyertai ADHD part 2

Gangguan pola perilaku yang menentang peraturan (Oppositional Defiant Disorder / ODD) – Gangguan kelakuan (Conduct disorder)
Anak dengan ODD sering tidak patuh kepada peraturan dan punya kecenderungan untuk menyusahkan orang lain. Sejumlah anak dengan ADHD yang menunjukkan masalah tingkah laku dapat didiagnosa dengan gangguan perilaku.
Gangguan perilaku adalah kelainan psikiatrik yang serius dimana anak bersifat agresif terhadap orang dan binatang, merusak barang, dan seringkali melanggar aturan di masyarakat.


Ketidak-mampuan belajar dan berbahasa (Learning and language disabilities)
25 sampai 30 persen anak dengan ADHD juga mengalami masalah dalam bahasa atau belajar. Anak dengan kondisi penyerta ini dapat mengambil manfaat dari terapi sekolah dan bahasa, juga bantuan tambahan di sekolah.

Gangguan cemas (Anxiety disorder) dan Depresi (Depressive disorder)
Tambahan pula, 33 persen anak dengan ADHD juga memiliki kecemasan (anxietas) atau gangguan alam perasaan (seperti depresi). Anak dengan masalah ini dapat ditolong dengan pengobatan tambahan, termasuk terapi bicara, obat, atau keduanya.

Gangguan bipolar (Bipolar disorder)
Salah satu keadaan yang lebih serius yang mungkin terjadi bersamaan dengan ADHD adalah gangguan bipolar. Sejumlah tanda yang menunjukkan anak anda mempunyai gangguan bipolar adalah rasa gembira yang berlebihan, pola pikir cepat, dan kurang perlu tidur, sangat iritabel, sensitif dan reaktif secara berlebihan serta emosinya sering dikatakan seperti “roller-coaster”.

Hanya klinisi yang berkualifikasi kesehatan jiwa yang dapat menentukan apakah kelakuan anak anda disebabkan oleh ADHD, kondisi lain, atau kombinasi keduanya

Kelainan yang sering menyertai ADHD

Penelitian membuktikan bahwa 2/3 anak yang didiagnosa ADHD mempunyai paling sedikit satu tambahan kelainan gangguan mental atau belajar.

Untuk memastikan diagnosa yang tepat, dokter yang merawat anak anda akan memeriksa kondisi lain yang memperlihatkan gejala yang mirip dengan ADHD. Dokter dapat menemukan bahwa anak anda menderita ADHD, kondisi lain, atau ADHD dengan kondisi lain. Keadaan dimana terdapat lebih dari satu kelainan disebut kondisi penyerta.

Kondisi penyerta dapat menyebabkan diagnosa dan pengobatan ADHD menjadi lebih sulit. Hal ini juga menyebabkan lebih banyak rintangan bagi anak untuk mengatasinya, karena itu penting untuk mengenali dan mengobati kondisi lain tersebut.

Kelainan yang Sering Menyertai ADHD:
  • Gangguan pola perilaku yang menentang peraturan (Oppositional Defiant Disorder / ODD)
  • Gangguan kelakuan (Conduct disorder)
  • Ketidak-mampuan belajar dan berbahasa (Learning and language disabilities)
  • Gangguan cemas (Anxiety disorder)
  • Gangguan depresi (Depressive disorder)
  • Gangguan bipolar (Bipolar disorder)
  • Penyakit Tourette (Tourette's Disorder)
sumber:Adhd org.

terapi ADHD

Terapi yang bisa digunakan untuk anak-anak ADHD


Farmakoterapi
Agen farmakologis untuk ADHD adalah stimulan sistem saraf pusat, terutama dextroamphetamine (Dexedrine), methylphenidate dan pemoline (Cylert). Food and Drug Administration (FDA) mengijinkan dextroamphetamine pada anak berusia 3 tahun dan lebih dan methylphenidate pada anak yang berusia 6 tahun dan lebih; keduanya adalah obat yang paling sering digunakan.

Secara keseluruhan, stimulan tetap merupakan obat pilihan pertama dalam terapi farmakologis ADHD.

PEMERIKSAAN KEMAJUAN TERAPETIK. Monitoring dimulai pada awal medikasi. Karena kinerja sekolah yang paling sering terganggu, prehatiandab usaha khusus harus diberikan untuk menegakkan dan mempertahankan hubungan kerja yang erat dengan sekolah anak.

Psikoterapi.

Medikasi sendiri saja jarang memuaskan kebutuhan terapik yang menyeluruh pada anak ADHD dan biasanya hanya merupakan satu segi dari regimen multimodalitas. Pada psikoterapi individual, modifikasi perilaku, konseling orang tua dan terapi tiap gangguan belajar yang menyertai mungkin diperlukan.

Jika menggunakan medikasi, anak dengan ADHD harus diberikan kesempatan untuk menggali arti medikasi bagi mereka. Dengan melakukan hal itu akan menghilangkan kekeliruan pengertian (seperti, “saya gila”) tentang pemakaian medikasi dan menjelaskan bahwa medikasi hanya sebagai tambahan. Anak-anak harus mengerti bahwa mereka tidak perlu selalu sempurna.

Jika anak-anak dengan ADHD dibantu untuk menyusun lingkungannya, kecemasan mereka menghilang. Dengan demikian, orang tua dan guru mereka harus membangun struktur hadiah atau hukuman yang dapat diperkirakan, dengan menggunakan model terapi perilaku dan menerapkannya pada lingkungan fisik, temporal dan interpersonal. Persyaratan yang hampir universal untuk terapi adalah membantu orang tua untuk menyadari bahwa sikap serba mengijinkan adalah tidak membantu bagi anak-anak mereka. Orang tua harus juga dibantu untuk menyadari bahwa, walaupun ada kekurangan pada anak-anak mereka dalam beberapa bidang, mereka menghadapi tugas maturasi yang normal, termasuk perlu mengambil tanggung jawab atas tindakan mereka. Dengan demikian, anak-anak dengan ADHD tidak mendapatkan manfaat dari dibebaskan dari persyaratan, harapan dan perencanaan yang berlaku untuk anak lain.

Karakteristik ADHD

Karakteristik anak-anak dengan ADHD adalah dalam urutan frekuensi:

  • hiperaktivitas
  • gangguan motorik perceptual
  • labilitas emosional
  • defisit koordinasi menyeluruh
  • gangguan atensi (rentang atensi yang pendek, distraktibilitas, keras hati, gagal menyelesaikan hal, inatensi, konsentrasi yang buruk),
  • impulsivitas (bertindak sebelum berfikir, mengubah perilaku dengan tiba-tiba, tidak memiliki organisasi, meloncat-loncat disekolah)
  • gangguan daya ingat dan pikiran
  • ketidakmampuan belajar spesifik,
  • gangguan bicara dan pendengaran
  • tanda neurologis dan iregularitas EEG yang samar-samar.

Kira-kira 75 persen anak-anak dengan ADHD hamper konsisten menunjukkan gejala perilaku agresi dan menantang. Tetapi, bilamana menantang dan agresi adalah berkaitan dengan hubungan dalam keluarga yang merugikan, hiperaktivitas lebih erat berhubungan dengan gangguan kinerja pada tes kognitif yang memerlukan konsentrasi. Beberapa penelitian menyatakan bahwa beberapa sanak saudara dari anak-anak hiperaktivitas menunjukkan cirri-ciri gangguan kepribadian antisosial.

Kesulitan sekolah, baik belajar maupun perilaku adalah sering ditemukan, kadang-kadang berasal dari gangguan komunikasi atau gangguan belajar yang ada bersama-sama atau dari distraktibiltas anak dan atensi yang berfluktuasi, yang menghalangi perolehan, penahanan dan penunjukkan ilmu pengetahuan. Kesulitan tersebut ditemukan terutama pada kelompok uji. Reaksi merugikan personal sekolah terhadap karakteristik perilaku ADHD dan menurunnya penghargaan diri karena merasa tidak mampu dapat berkombinasi dengan komentar merugikan dari teman sebaya sehingga menyebabkan sekolah menjadi tempat yang tidak menyenangkan, yang dapat menyebabkan dilakukannya perilaku antisosial dan perilaku merendahkan diri sendiri dan menghukum diri sendiri.

sumber: synopsis psikiatri

Zat -zat berbahaya Dalam Sebatang Rokok


abiez searching ternyata menemukan banyak tentang rokok
simak yak...

Rokok
adalah benda beracun yang memberikan efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang disekitar perokok yang bukan perokok.
  1. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dsb.
  2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet.
  3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.
  4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang berasal dari luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan perokok sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara. Pabrik rokok yang mempekerjakan banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan di tempat usaha lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa.
  5. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja merokok di tempat umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker.
  6. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok dapat dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari dan dijauhi sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama yang merokok mungkin akan memiliki persepsi yang berbeda dalam hal ini.
Kalau bicara soal rokok nggak bakal habis deh pembahasannya,,
tunggu kelanjutannya yak,,,

Petatah petitih Minang

tadi pas lagi baca koran minangkabau jadi terinspirasi mau masukin ke blog petatah petitihnya orang minang,,,nah yuk mari kita belajar sedikit demi sedikit...

"Anak nalayan mambaok cangkua, mananam ubi ditanah darek. Baban sakoyan dapek dipikua, budi saketek taraso barek"
Beban yang berat dapat dipikul, tetapi budi sedikit terasa berat

"Anak ikan dimakan ikan, gadang ditabek anak tenggiri. Ameh bukan perakpun bukan, budi saketek rang haragoi"
Hubungan yang erat sesama manusia bukan karena emas dan perak, tetapi lebih diikat budi yang baik.

"Anjalai tumbuah dimunggu, sugi sugi dirumpun padi. Supayo pandai rajin baguru, supayo tinggi naikan budi."
Pengetahuan hanya didapat dengan berguru, kemulian hanya didapat dengan budi yang tinggi

"Alu tataruang patah tigo, samuik tapijak indak mati."
Sifat seseorang yang tegas bertindak atas kebenaran dengan penuh bijaksana

"Tarandam randam indak basah, tarapuang apuang indak hanjuik."
Suatu persoalan yang tidak didudukan dan pelaksanaannya dilalaikan.

"Anjuik labu dek manyauak, hilang kabau dek kubalo."
Karena mengutamakan suatu urusan yang kurang penting hingga yang lebih
penting tertinggal karenanya.

"Anguak anggak geleng amuah, unjuak nan tidak babarikan."
Sifat seseorang yang tidak suka berterus terang dan tidak suka ketegasan
dalam sesuatu.

"Alua samo dituruik, limbago samo dituang."
Seorang yang mentaati perbuatan bersama dan dipatuhi bersama.

"Alang tukang binaso kayu, alang cadiak binaso Adat, alang arih binaso tubuah."
Seseorang yang pengetahuannya tidak lengkap serta keahliannya tidak cukup
dalam mengerjakan sesuatu.

"Alat baaluah jo bapatuik makanan banang siku-siku, kato nan bana tak
baturuik ingiran bathin nan baliku."
Seseorang yang tidak mau dibawa kejalan yang benar menandakan mentalnya
telah rusak

"Alah bauriah bak sipasin, kok bakiek alah bajajak, habih tahun baganti
musim sandi Adat jangan dianjak"
Walaupun tahun silih berganti musim selalu beredar, tetapi pegangan hidup
jangan dilepas.

"Adat biaso kito pakai, limbago nan samo dituang, nan elok samo dipakai
nan buruak samo dibuang."
Yang baik sama dipakai, yang buruk sama ditinggalkan.

"Anak-anak kato manggaduah, sabab manuruik sakandak hati, kabuik tarang
hujanlah taduah, nan hilang patuik dicari."
Sekarang suasana telah baik, keadaan telah pulih, sudah waktunya
menyempurnakan kehidupan.

ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

ADHD atau GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas) adalah keadaan neurologik-perilaku dengan gejala-gejala yang meliputi kurangnya perhatian, perhatian mudah beralih, hiperaktivitas, kegelisahan yang berlebihan, dan tindakan-tindakan yang bersifat impulsif (bertindak sesuai dorongan hati tanpa memperhatikan situasi).

ADHD : Gangguan perilaku yang ditandai oleh aktivitas motorik berlebih dan ketidak mampuan untuk memfokuskan perhatian.

Hiperaktivitas: Pola perilaku abnormal yang ditandai oleh kesulitan mempertahankan perhatian dan kegelisahan yang ekstrem.

Gejala –gejala ADHD:

  • Sering berbicara berlebihan
  • Sering sulit menunggu giliran
  • Sulit fokus
  • Sulit untuk tenang
  • Sering mengalami kesulitan dalam menyusun tugas dan aktivitas
  • Sulit untuk besosialisasi
  • Sering mengalami kesulitan saat bermain
  • Mudah dialihkan perhatiannya
  • Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari
  • Sering mengalami gangguan mood, kecemasan

Dalam DSM-IV dijelaskan ciri-ciri diagnostik ADHD yaitu . . .

ciri-ciri Diagnostik dari ADHD

Kurangnya perhatian
  • Gagal memperhatikan detail atau melakukan kecerobohan dalam tugas sekolah
  • Kesulitan mempertahankan perhatian
  • Tampak tidak memperhatikan apa yang dikatakan orang lain
  • Kesulitan mengatur pekerjaan dan aktivitas lain
  • Menghindari pekerjaan atau aktivitas yang menuntut perhatian
  • Kehilangan alat-alat sekolah
  • Mudah teralihkan perhatian
  • Sering lupa melakukan aktifitas sehari-hari

Hiperaktivitas
  • Tangan atau kaki bergerak gelisah
  • Menggeliat-liat dikursi
  • Meninggalkan kursi pada situasi belajar yang menuntut ketenangan
  • Berlarian atau memanjat benda-benda secara terus menerus
  • Kesulitan untuk bermain dengan tenang

Impulsivitas
  • Sering berteriak dikelas
  • Tidak bisa menunggu giliran dalam antrean,permainan, dsb

Untuk dapat didiagnosis ADHD, gangguan ini harus muncul sebelum usia 7 tahun, harus secara signifikan menghambat fungsi akademik, sosial dan pekerjaan, dan harus ditandai ciri-ciri klinis yang ada , serta terjadi lebih dari 6 bulan paling tidak pada dua situasi seperti sekolah, rumah, atau pekerjaan.